Kayika Nyani: July 2012

July 18, 2012

Persamaan dan Perbedaan Pendidikan di INdonesia dengan Jepang

July 18, 2012

some of similarities and differences in the educational system adopted in

Indonesia

with the Japanese state is
The similarities:

A. Classes of the schooling system of education in these countries use the same

B. 6-3-3-4 pattern, which is 6 years for elementary, junior high school for 3 years, 3 years of high school, and 4 years in universities.

C. The age of students studying at the same there is any hierarchically, that is 9-year basic education between the ages of 6-15 years, high school age 16-18 years, and between 19-25 years of higher education.

D. The two countries are obliged to learn English since first year in junior high school, so students are expected to have an international minded capabilities.

While the differences in education systems in these countries are as follows:

Japanese education in general-purpose priority to the development of personality as a whole, to appreciate individual values, and instilling a free spirit. While in Indonesia purpose of education so that learners to be human of faith and pious, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent, and become citizens of a democratic and responsible.
Japan did not include subjects of religious education in all levels of schooling (separate religious education with schooling), while in Indonesia, religious education is a must of subjects for all levels of schooling.
Kindergarten curriculum in Japan does not burden the children, because children are not crammed with learning materials cognitively but rather on the introduction and practice life skills they need for everyday life, like a bowel movements practice himself, brushing tooth, eating, etc. . While the curriculum in Indonesia has been oriented to the intellectual development of children.
The subjects of primary education level in Japan is not similar which was developed in Indonesia, the amount is not many, so various subjects are given at different times every day for a week, then existing timetable seldom the same on different days.
Indonesia seldom found any research students, especially students listener, so that existing a regular student. It happened maybe because the orientation of student learning for Indonesia is much different from Japanese students.
In Japan must education free for all students, even for poor children received special assistance from regional and central government for the cost of lunch, school, picnics, learning needs, health care and other needs,
while in Indonesia is rarely found in only certain areas
Besides, there are little difference in terms of starting the entry of children in preschool education, especially in kindergarten. If the Japanese began the age of 3 years, while in Indonesia began at age 4 years.

middle to high school that system of full time course with learn day of Monday to Friday. But in indonesian Monday to Saturday
Generally, high school in Japan, learning activities take place at 08:45 to 15:15, is composed of six hours of lessons. One hour 50 minute duration. With the exception of Wednesday which is composed of seven hours a week are 31 hours of lessons. While in Indonesia take place at 07:00 to 13:30 with seven hours of lessons. One hour 45 minutes.
Academic year starting in April, are divided into two semesters, and establish five times the exam in May, July, October, December and February. While diIndonesia beginning in July
The learning high school in japan there are in the evening while in Indonesia only a morning and afternoon
Almost all junior and senior high schools and universities in Japan determine the admission of students by entrance examination and entrance examination conduct every school.
Students wishing to enter the school must take the exam.
Because it is very difficult entrance exams, students are often extra lessons
while in Indonesia, not all junior and senior high school entrance examination conduct
facilities and education in Japan all similar
while in Indonesia
only the school is expensive to get knowledge and good facilities

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN DAN DEFINISI KUALITAS PENDIDIKAN YANG BAIK

July 18, 2012

Pendidikan adalah salah satu cermin dari diri seseorang, kebanyakan orang yang berpendidikan lebih dihargai dari pada yang tidak. Orang-orang yang berpendidikan akan lebih gampang hidup pada era saat ini. Namun lain halnya didesa dengan dikota-kota, didesa jarang mempermasalahkan pendidikan karena salah satunya factor ekonomi. Para orangtua zaman dulu, tidak mementingkan pendidikan bagi anaknya karena sekedar makan saja mereka anggap sudah cukup.

Menurut saya, definisi dari kualitas pendidikan yang baik adalah saat dimana seseorang bias memahami dan mengaplikasikan apa yang ia dapatkan dari yang dipelajari yang mana nantinya dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberi kontribusi pada pembangunan melalui skill dan ide-ide yang mana hasilnya dapat dirasakan dimasyarakat. Untuk menciptakan kualitas pendidikan yang bak, maka adapun factor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

Yang pertama adalah kemauan dairi diri seseorang tersebut. Seseorang yang memiliki kemauan besar dalam menempuh pendidikan maka ia akan sungguh-sungguh menjadi yang terdepan dari yang lain, rajin,ulet dan tekun.

Yang kedua adalah factor keluarga dan ekonomi. Keluarga sangat berperan penting dalam proses belajar anak, mereka membutuhkan orang yang mendukung dan menyemangati saat anak-anak mereka sekolah. Disamping itu, factor ekonomi juga berperan penting untuk mendukung pendidikan.

Yang ketiga yaitu kualitas pengajar. Jika pengajar pintar menjelaskan materi maka siswanya pun akan cerdas dan gampang mengingatnya sehingga nantinya akan lebih gampang menerapkannya.

Yang keempat adalah sarana dan prasarana dari instansi pendidikan. Jika sarana dan prasarana disebuah instansi memadai maka siswa akan lebih gampang mengeksplorasi kemampuan dan ilmu yang telah didapat.

Yang terakhir yaitu lingkungan pergaulan. Sebagai mahluk social, seorang individu sangat aktiv dalam lingkungan sekitarnya. Pengaruhnya sangat kuat terutama dikalangan pelajar. Jika dapat memilih lingkungan yang baik maka seseorang akan menjadi baik, begitu sebaliknya.

Kadek kayika nyani

Jurusan S1 Manajemen, STIE Satya Dharma Singaraja

Cara agar tulisan berjalan di address bar

July 13, 2012

Cara membuat efek tulisan melingkar pada blog

July 13, 2012

Memiliki blog yang keren dan penuh hiasan adalah salah satu cara kita supaya selalu ingin membuka dan menulis blog sesering mungkin,, salah satunya adalah efek dimana kursor yang dijalankan akan berisi tulisas sesuai dengan kehendak kita yang berputar mengelilingi kursor yang digerakkan,,,
mau tau caranya ???

Ok, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

pilih tata letak pada blog anda
tambah gadget anda dan plih java script
copy paste aja code berikut pad java script anda atau pada konten

Sejarah STIE Satya Dharma SIngaraja

July 13, 2012

1. Latar belakang Lahirnya STIE Satya Dharma Singaraja

Seiring dengan dinamika pembangunan yang berjalan begitu cepat sehingga memberi dampak positif terhadap pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Meskipun proses pembangunan tersebut menggelar berbagai kemajuan namun ada sebagian rakyat Indonesia umumnya dan rakyat Provinsi Bali serta Kabupaten Buleleng khususnya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini terlihat dari adanya kesenjangan sosial-ekonomi, ketidakmerataan pembangunan dan fenomena sejenisnya. Di samping itu, pengaruh globalisasi terus meningkat menyeruak ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Selain itu terjadinya perubahan yang cepat dan penuh ketidakpastian namun sulit diramalkan, persaingan semakin ketat, dan timbulnya kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Keadaan yang demikian itu, menuntut mutu sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan akademik, profesional, kaya akan rasa empati, dan bertanggungjawab serta memiliki integritas moral yang tinggi.

Pada hari Rabu, 27 Oktober 1993 pukul 09.30 Waktu Indonesia Tengah (WITA), yakni lima menit menjelang memimpin rapat para Kepala SMP dan SMA Nasional Denpasar bertempat di ruang kerjanya, Anak Agung Ayu Ngurah Ratyni terserang stroke. Ia langsung tidak sadarkan diri sampai empat hari tiga malam dirawat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang akhirnya menghembuskan nafas terakhir pukul 21.20 WITA hari Sabtu, 30 Oktober 1993 yang diiringi oleh doa secara Hindu oleh suami dan putra-putrinya. Upacara pelebon (ngaben) diselenggarakan hari Senen, 8 Nopember 1993 di Puri Ageng Sukasada Singaraja dan pada malam harinya dilanjutkan upacara pesucian Atman di Puri Anyar Klod Sukasada.

Wafatnya A.A. Ayu Ngurah Ratyni tersebut, bila ditinjau dari sudut pandang etis-manusiawi merupakan peristiwa yang sangat mendadak dan sangat menyedihkan serta kedukaan yang sangat luar biasa dan sangat menggoyahkan semangat hidup Prof. Gorda beserta putra-putrinya. Namun setelah upacara Pitra Yajna selesai dilaksanakan, Prof. Gorda bersama putra-putrinya berupaya sekuat tenaga untuk menerima, memahami, dan menghayati peristiwa kematian tersebut sebagai energi spiritual untuk mendorong tumbuh-kembangnya semangat hidup.

Ada tiga pendekatan yang ditempuh oleh Prof. Gorda beserta putra-putrinya untuk menanggulangi peristiwa tersebut di atas. Pertama, berupaya mendalami dan menghayati nilai-nilai agama Hindu terutama yang menyangkut tentang arti dan makna kematian. Ternyata nilai-nilai Hindu memberi makna kematian tersebut sebagai Akhir Menebus Dosa di Bumi ini. Dengan perkataan lain, kematian merupakan tahap pelaksanaan rencana yang maha besar dari Brahman (Tuhan) untuk mewujudkan menunggalnya Atman dengan Brahman. Ini berarti dari sudut pandang etis-religius, kematian adalah proses kearah pencapaian tujuan tertunggi atau yang paling ideal, yakni moksa.Kedua, mengadakan konsultasi secara intensif dengan Dokter Robert Reverger, Psikiater sebagai upaya untuk merehabilitasi dampat negatif dari peristiwa kematian, baik yang menyangkut kesehatan jiwa (sukma sarira) maupun aspek jasmani (sthula sarura). Sedangkan pendekatan ketiga, adalah mendirikan suatu lembaga sosial yang diberi nama Perkumpulan Ratyni Gorda Singaraja. Nama Ratyni Gorda merupakan penggabungan dua nama, yakni Anak Agung Ayu Ratyni (newata, almarhumah) dengan nama Prof. Gorda sebagai suami newata. Penggabungan kedua nama suami-istri tersebut memiliki makna bagi para pendiri Pendidikan Ratyni Gorda Singaraja. Dari sudut pandang Prof. Gorda sebagai suami newata sebagai simbol atau lambang kesetiaan dan tetap menyatunya secara ruhani antara suami-istri. Sedangkan dari sudut pandang putra-putrinya merupakan simbol kesetiaan dan sekaligus simbol kelanggengan hadirnya orang tua (ayah-ibu) secara utuh di tengah-tengah kehidupan di Bumi ini.

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua pertimbangan utama yang melatar belakangi pendirian Pendidikan Ratyni Gorda Singaraja. Pertama, adalah pertimbangan obyektif adanya tuntutan dinamika pembangunan akan mutu sumberdaya manusia. Kedua, pertimbangan subyektif-emosional (sangat pribadi) adalah sebagai upaya menanggulangi rasa sedih dan kedukaan yang sangat mendalam atas wafatnya A.A. Ayu Ngurah Ratyni. Dengan demikian, Pendidikan Ratyni Gorda Singaraja ini memiliki peran sebagai enerji spiritual mendorong bangkitnya semangat hidup Prof. Gorda beserta putra-putrinya di dalam melaksanakan karma-bhakti yoga sebanyak-banyaknya di Bumi ini, yang untuk pertama kalinya mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma Singaraja yang disingkat STIE Satya Dharma Singaraja dan Taman Kanak-Kanak Kumara Satya Dharma Singaraja.

Visi
a Menjadi mitra terbaik pengguna jasa (masyarakat) dalam upaya membangun, meningkatkan dan mengembangkan mutu sumber daya manusia berkepribadian yang bertanggung jawab dan berakhlak

B Menjadi pusat pembelajaran yang unggul bernuansa spiritual-budaya dan terpandang di Indonesia dan dalam jangka panjang terpandang di kawasan ASEAN dan dunia.

Misi
1 Menciptakan sumberdaya manusia (sarjana ekonomi) menjadi wirausahawan dan manajer (pemimpin) profesional yang handal berwawasan global yang bercirikan: ahli dalam bidangnya, profesional, akrab dengan teknologi komputer, mampu berbahasa asing terutama bahasa Inggris, dan memiliki sraddha dan bhakti (iman dan taqwa) kepada Tuhan.
2 Menciptakan iklim ilmiah dan budaya akademik yang kondusif bagi kegiatan pendidikan serta pembinaan kemahasiswaan yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Tujuan
1 Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan serta profesionalisme dalam bidang ekonomi dan akuntansi.

2 Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan penelitian ilmiah dan menyusun laporan penelitian pada bidang ekonomi dan akuntansi.

3 Menghasilkan lulusan yang peka dan tanggap serta mampu menganalisa berbagai peristiwa ekonomi yang terjadi dan menarik manfaatnya serta menerapkan semaksimalnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Lambang STIE Satya Dharma Singaraja

Arti lambang :

Lambang STIE Satya Dharma Singaraja berupa bunga berbentuk lingkaran dengan delapan helai daun bunga yang berwarna hitam. Lingkaran kedua berwarna kuning bertuliskan STIE Satya Dharma Singaraja dan lingkaran tengah berwarna merah dengan tulisan PRG

Makna Simbol dan Warna Lambang :
Warna Merah : symbol Brahma (Tuhan) sebagai Pencipta
Warna Hijau : symbol Wisnu (Tuhan) sebagai Pemelihara dan cinta – kasih
Warna Putih: symbol kesejahteraan dan kebahagiaan
Bunga delapan helai : kualitas kepemimpinan Astabrata yang membangun keharuman kedelapan penjuru angin
Bunga : lambang kasih – saying

Makna Lambang :

STIE Satya Dharma Singaraja sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan semangat spiritual – budaya dengan kepemimpinan Astabrata membangun, memelihara, dan mengembangkan sumber daya manusia yang cerdas jasmani dan rohani untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang bersifat duniawi dan surgawi